Riya Dalam Ibadah – Contoh, Bahaya & Cara Menghindarinya

Riya Dalam Ibadah – Manusia dan makhluk lainnya yang ada dilangit maupun di bumi, semuanya diciptakan untuk beribadah hanya pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan semesta alam. Yang mana ibadah tersebut dikerjakan bukan semata-mata hanya perkara ritual saja.

Melainkan sebagai bentuk penghambaan dan rasa cinta kepada Allah SWT. Akan tetapi terkadang dalam beribadah muncul gangguan-gangguan hati yang secara halus, bahkan terkadang tidak disadari, tetapi justru itu dapat membahayakan akidah.

Sebut saja perbuatan riya dalam ibadah. Kelihatannya ibadah yang dilakukan memang baik, tetapi terselip tujuan untuk pamer kepada manusia lainnya, entah agar dinilai sebagai orang yang baik, tujuan politik ataupun tujuan tersirat lainnya. Padahal sudah jelas dan tegas, bahwasanya setiap ibadah yang dikerjakan harus didasari atas dasar keimanan kepada Allah SWT.

Lalu sebenarnya apa itu riya, bagaimana contoh dan bahayanya? Nah mengingat pembahasan seputar riya dalam ibadah adalah suatu hal yang penting. Yuk mari kita ulas dan simak sampai akhir ya.

Riya Dalam Ibadah Contoh Bahaya dan Cara Menghindarinya
                                                                                             Foto: Madrosah Sunnah / unsplash.com

A. Pengertian Riya

Riya secara arti kata dalam bahasa Arab berarti melihat diambil dari kata ra’a-yara-ruyan-wa ru’yatan.

Dilansir dari detik.com yang menukilnya berdasarkan tulisan dari Syaikh Muhammad al-Utsaimin yang berjudul Syarah Riyadhush Shalihin dijelaskan bahwasanya riya ialah perbuatan seseorang yang ibadah tetapi supaya dilihat dan dipuji orang lain.

Sehingga ibadah yang dikerjakan tidak ikhlas untuk mengharap rida Allah SWT atas amalan ibadah yang dikerjakan. Padahal seharusnya setiap ibadah yang dilakukan harus tulis diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT semata.

Apalagi banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan juga hadis yang menerangkan tentang riya.

Baca Juga: Adab Dalam Menuntut Ilmu Agar Mendapatkan Keberkahan

B. Ayat Al-Qur’an Mengenai Perbuatan Riya

Ayat 264 Surat Al Baqarah

Yang artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.

Ayat 142 Surat An-Nisa

Yang artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.

C. Bahaya Riya Dalam Ibadah

Setiap hal yang baik maupun tidak baik, akan memberikan efek kepada pelakunya, termasuk yang berbuat riya dalam ibadah. Yang mana bahaya-bahaya tersebut akan merusak nilai ibadah yang sesungguhnya. Lantas apa sajakah bahaya dari riya dalam ibadah?

1. Riya Dapat Membatalkan Pahala Amal Saleh

Dengan kata lain ibadah yang dikerjakan bukan karena untuk Allah, maka tidak memiliki nilai untuk mendapatkan apa-apa, karena ibadah tersebut sekedar praktik biasa saja tanpa melibatkan hati mereka untuk Allah.

Sehingga yang seharusnya kebaikan pahala itu diberikan pada perbuat baik sekecil apapun, namun apabila terdapat niatan riya didalamnya, maka sungguh sangat disayangkan, sebab justru malah membuat individu tersebut mendapatkan dosa dan lelah saja yang diperoleh akibat perbuatan riya yang dikerjakan.

Saking bahayanya riya, ini juga termasuk dalam contoh syirik kecil loh, Naudzubillah Min Dzalik, semoga kita tidak termasuk golongan hamba Allah yang berbuat riya dalam ibadah.

2. Riya Termasuk Perbuatan Syirik

Salah satu contoh dari syirik kecil ialah melakukan riya dalam ibadah. Yang mana syirik kecil yang dimaksudkan lebih kearah jenis syirik yang tersembunyi alias syirik khafi, sehingga kerap kali tidak disadari oleh pelakunya.

Tetapi sejatinya, harus ditanamkan kala hati sudah melenceng dari niat seharusnya untuk beribadah kepada Allah, maka segeralah bertaubat dan menyadari perbuatan itu adalah riya dan jangan sampai melakukannya kembali. Sebab sangat sayang sekali jika ibadahnya tidak bernilai pahala, malah justru sebaliknya akibat riya dalam ibadah.

3. Riya Dalam Ibadah Dapat Menghilangkan Pengaruh Baik

Sejatinya setiap ibadah yang dikerjakan seperti salat 5 rakaat. Selainkan mendekatkan diri kepada Allah SWT, namun juga dapat menjadi suatu amalan yang merubah pribadi seseorang jadi lebih baik, apabila memang salatnya benar.

Nah dalam hal ini, jikalau riya muncul dalam ibadah tersebut, maka yang seharusnya bisa memperbaiki diri, tetapi malah menghilangkan dampak positif dari ibadah terkait sebagaimana mestinya.

Jadi sangat rugi sekali perbuatan riya dalam ibadah dan kebaikan itu. Lantaran ibadahnya hanya sekedar praktik biasa tanpa berharap pahal dari Allah, yang justru lebih senang saat orang lain memberi pujian terhadap ibadah atau kebaikan yang dikerjakan tersebut.

Baca Juga: Kenapa Bunuh Diri itu Dosa? Ini Alasannya!

D. Contoh Riya Dalam Ibadah

Contoh sederhana dari riya dalam ibadah ialah membaca Al-Qur’an yang saat sendiri bacaannya acak-acakkan, tidak memperhatikan tajwid, suarapun cenderung biasa saja.

Namun disuatu waktu karena ada orang lain disekitarnya, individu tersebut justru membaca Al-Qur’an dengan memperhatikan tajwid dan memerdukan suaranya. Yang mana hal demikian dilakukan supaya mendapatkan pujian dan ingin dinilai baik oleh orang lain. Bukan murni sebagai bentuk mencari rida Allah SWT.

Contoh-contoh riya lainnya juga berlaku untuk bentuk ibadah-ibadah yang lainnya. Baik itu salat, zakat, membantu orang lain, haji maupun umrah dan sebagainya.

E. Cara Menghindari Perbuatan Riya

Sama halnya dengan penyakit yang memiliki obat dan cara mencegahnya. Begitupun dengan riya, dalam hal ini ada beberapa langkah yang bisa diikuti untuk menjauhkan diri dari sifat riya dalam ibadah dan kebaikan, seperti:

1. Meluruskan Niat Hanya untuk Allah

Hal ini bisa dilakukan dengan konsistensi dalam ibadah. Maksudnya baik saat sendiri maupun ada orang lain, takaran ibadah yang anda kerjakan itu sama tidak ada bedanya. Dengan membiasakan diri untuk konsisten, ini akan melatih hati untuk senantiasa ikhlas melakukan ibadah dan kebaikan hanya untuk mengharap rida Allah. Jangan lupa ucapkan kalimat istigfar tiap kali anda merasa sudah dalam dalam meniatkan amal saleh.

2. Menyembunyikan Amal Ibadah

Sebisa mungkin beribadah tanpa gembar-gembor keorang lain, seperti sedekah tanpa orang lain tahu, baca Al-Qur’an tanpa pamer maupun salat sunnah malam kala semua orang tidur. Hal tersebut ditujukan untuk melatih hati supaya tidak timbul niat riya dalam ibadah.

Sebab terkadang tanpa disengaja sedari awal, riya tiba-tiba muncul saat beribadah yang disekitarnya banyak orang apalagi yang dikenal. Sehingga muncul benih-benih untuk bisa dipuji orang.

Maka untuk mencegah niatan demikian, latihlah hati supaya mengerti dan terbiasa untuk beribadah dan berbuat kebaikan tanpa orang lain tahu dan hanya Allah sematalah yang mengetahuinya. Sebab sekalipun bilang ibadah yang dikerjakan itu ikhlas karena Allah. Namun ingat Allah Maha Mengetahui segalanya, termasuk apa yang ada dihati dan pikiran. Jadi lebih baik melatih keikhlasan beribadah dan berbuat baik sedari dini.

Baca Juga: Sekolah Sunnah Terbaik di Indonesia – Fasilitas, Program & Kegiatan Rutinnya

3. Memperbanyak Doa

Doa disini dapat berupa memohon kepada Allah SWT supaya diberi hati yang tulus beribadah kepada Allah saja. Berdoa juga supaya dijauhkan dari perbuatan syirik, musyrik dan penyakit-penyakit hati lainnya yang dapat menjerumuskan dan menggerogoti pahala yang telah dikumpulkan.

4. Berteman Dengan Lingkungan yang Baik

Hal tersebut supaya ada yang selalu mengingatkan saat hati mulai sarah jalan. Sehingga membuat diri pribadi tidak lepas kendali dan bisa belajar juga dari teman-teman lainnya untuk menjadi hamba Allah yang taat.

5. Selalu Instropeksi Diri

Cara menghindari riya dalam ibadah atau berbuat kebaikkan lainnya ialah dengan rajin instropeksi diri sendiri apalagi sebelum tidur. Mengulas kembali apa saja perbuatan yang kurang baik selama seharian.

Termasuk bertanya pada diri sendiri apakah ibadah yang hari itu dikerjakan memang ikhlas karena Allah atau justru ingin dipuji orang lain. Jika mendapati bahwa ada unsur riya yang dilakukan, maka jangan berputus asa dalam Rahmat Allah SWT.

Terus upayakan diri untuk kembali kejalan Allah dan tidak mengulangi perbuatan riya serta perbuatan tidak terpuji lainnya. Dengan seringnya mengobrol pada diri sendiri untuk evaluasi diri, maka akan membuat hati juga lebih peka saat mendapati diri sendiri berbuat menyimpang. Dengan begitu bisa menjadi alarm otomatis.

Demikian ulasan mengenai riya dalam ibadah atau perbuatan amat saleh lainnya. Semoga bermanfaat dan jangan sekali-kali melakukan perbuatan tercela tersebut ya. Teruslah berusaha tanpa putus ada untuk selalu kembali pada jalan kebenaran menuju rida Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Artikel referensi: muslimah.or.id & detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *